Thursday, December 06, 2007
we wish
Pagi yang dingin, hujan gak berhenti sejak tadi malam. Rena masih di tempat tidurnya, kedinginan dan sakit di bagian punggung. Dengan mata terpejam, Rena berusaha meraih handphonenya. Sebuah sms terkirim, memberitahukan kalau hari ini gak bias masuk kerja karena sakit. Jam 9 pagi Rena bangun, dalam pikirannya “kenapa hidup aku begini ya”. Meski gak semangat, Rena berusaha bangun dari tempat tidurnya, langkahnya perlahan menuruni satu demi satu anak tangga. Di depan teras rumah Rena terdiam, sedikit menikmati kesendiriannya. Sepi banget dirumah, sudah lima hari orangtuanya di daerah.

Rena bergegas kembali ke kamarnya, diambilnya handphone “Hallo Nin, hari ini ada dirumah kan, aku kesana ya?” tanya Rena. “Loh, kamu kenapa gak kerja” kata teh Nina. Rena tak menjawab, ia bergegas mandi, lalu cabut ke rumah teh Nina. Sesampainya disana, ponakannya membrondong Rena dengan banyak pertanyaan. Sambil menunjukan mobil-mobilan yang baru dibeli dan bayi-bayi kucing yang dipeliharanya. “Ayo dong cium buat tante mana, sayang gak sama tante?”, Rena berinteraksi dengan ponakannya, meluncurlah sebuah ciuman dibibirnya lalu suara imut itu menjawab “aku sayang tante dong”.

“kamu kenapa gak kerja che” tanya kakak iparnya
“PMS, MALES … “ jawab Rena
Gak lama handphonenya memanggil, Felix bersuara dan ternyata dia juga gak ngantor hari ini.
“teh, dah masak belum” tanya Rena
“Belum Ren, gini deh kalau lagi hamil jadi males ngapa-ngapain” sahut teh Nina
“Yaudah, aku aja yang masak”
Rena membuka kulkas dan melihat isinya, “capcay” itu yang tersirat. Rena mulai menyiapkan bahan-bahannya. Setelah beres semua, bahan-bahan siap diolah. Melihat kondisi ini teh Nina jadi semangat pengen masak juga. Sementara itu, teh Nina sibuk membuat bumbu ayam goreng. Kalau capcay aja sih gancil lah buat Rena, pertama-tama masukan mentega untuk menumis bawah putih dan bawang bombay, setelah wangi baunya lalu masukan daging ayam yang sudah dipotong kecil-kecil beserta otak-otak. Setelah itu, masukan wortel tambahkan air, saus inggris, kecap inggris, merica bubuk, garam, penyedap kaldu cair serta gula secukupya. Lalu, masukan sayuran lainnya.

“Tante … tante, aku mao dong cobain” sahut Langgo
“Gimana, enak gak rasanya?” Tanya Rena kepada ponakannya
“Masakan tante enak” jawab Langgo
Seru juga hari ini, dalam hati Rena. capcay sudah matang, ayam goreng juga, sekarang tinggal masak nasi. Dan setelah semuanya done, kami makan siang bersama.

Setelah urusan makan beres, Rena beranjak ke kamar untuk sejenak beristirahat. Airmatanya menetes begitu saja, kembali dalam pikirannya tersirat pertanyaan yang sama “kenapa hidup aku begini ya”. Lelah rasanya, mesti berusaha yang seperti apa lagi, mesti sabar yang gimana lagi, dalam hatinya terus berbicara.
“tante … tante … “, suara Langgo memanggil, Rena tak menjawab panggilan itu, dengan lengannya Rena menutupi wajahnya. Tak ingin Langgo melihat drama ini.

“Semangat .. semangat ah, aku gak boleh lemah kayak gini” Rena beranjak dari tidurnya, lalu menghubungi Felix. “Hallo, Felix kamu lagi dimana” tanya Rena, “aku lagi di Gaplek” jawabnya. “Jemput aku ya?” pinta Rena. Kurang lebih 15 menit, sampailah Felix dirumah teh Nina. Gak lama di rumah teh Nina, Rena dan Felix menuju Cinere.
Di food court mall, mereka bercerita tentang A, B, C – Z. Masih dengan masalah yang sama, ditemani es lemon tea dan donat sedikit cairkan suasana.

Jam 18.45 studio satu dibuka, Rena dan Felix masuk menuruni anak tangga. QE judul filmnya, cukup menghibur karena selama film itu diputar Rena dan Felix terus tertawa.

[wish a miracle comes]
Previous
Archives