Friday, November 09, 2007
Flat
Feeling so flat, itu yang Rena rasakan. “Seandainya aku diberikan begitu banyak pilihan untuk hidup ini, mungkin semuanya kan baik-baik saja. Suka tidak suka Rena harus menentukan pilihan”, dalam hatinya bicara. Terlintas dalam pikirannya akan semua perkataan yang mencubit hati. Perasaan tersudutkan, memohon tuk sedikit saja dimengerti. Lelah hati lelah raga, kerap ragu itu datang, berhenti disini atau terus berjalan meski tak tau kemana arah tujuan. Dua sisi hidup yang kadang jauh dari harapan, meski sudah sekuat tenaga berusaha, kadang masih saja tak dianggap berarti. Mungkin ini takdir, drama kehidupan ini harus tetap dimainkan. Rena tau apa yang dilakukannya, semua ini memang proses, inilah caranya tuk mengetahui sosok itu. “Aku hidup untuk saat ini, detik ini, karena hari esok ku tak pernah tau. Seharusnya Allah lah yang dicintai melebihi apapun didunia ini. Pasti hati kan tenang dan ikhlas, karena Allah tulus mencintai Umat-Nya”.

“Aku harus kuat”, ucapnya tuk semangati diri. Kakinya terus berlari, sial ternyata penuh banget. Rena urung manaiki bus itu. Nafasnya pendek, langkahnya lemah, berjalan terus berjalan. “Kalau bukan karena side job, gak bakalan dibela-belain pulang malam” hatinya berucap. “Cek .. cek ..., manis mao kemana? Pulang kerja ya?” setiap melintas di segerombol cowo-cowo iseng seputar terminal, pasti kata-kata itulah yang terlontar kearahnya. Kembali teringat waktu dulu, saat-saat sibuk menuntut ilmu. Jam segini sih, masih belum ada apa-apanya. Yah, inilah kehidupan, semua itu memang harus dengan susah payah diraih. Yang penting terus bersyukur, karena Allah dapat memberikan rezeki itu dari arah yang gak diduga-duga.

[berbagi dengan dirinya sendiri]
Previous
Archives