Friday, September 21, 2007
Menjadi Pribadi Yang Lebih Baik
Puas banget rasanya selama perjalanan pulang kantor sudirman – ciputat di bus Rena berdiri, rasanya sudah tidak sanggup lagi ingin melepas sepatu haknya. Sopir yang ugal-ugalan itu bikin perutnya mual, dengan kuat Rena berpegangan pada bagian penyimpanan barang yang berada diatas kursi penumpang. Ternyata bukan hanya Rena yang merasa tidak nyaman dengan situasi itu, penumpang yang lain justru bergantian berteriak memperingati sopir ugal-ugalan tersebut.

Alhamdullilah akhirnya sampai juga, langkahnya langsung menuju tenda pinggir jalan ciputat. “Bang, bakso kuah soto ya, pake mi putih, toge, ceker dan nasinya satu”. Selama menunggu, Rena memijat-mijat kakinya yang sakit karena berdiri. “Kenapa kakinya mba?” Tanya pelayan disana, “Iya nih, sakit kaki saya tadi berdiri di bus” sahut Rena. Tidak lama kemudian menu yang ditunggu-tunggu tiba, diawali dengan basmalah Rena mulai menyatap bakso kuah soto itu. Nikmat luar biasa berbuka kali ini, sampai Rena lupa dengan sakit dikakinya.

Jam 18.35 sampailah Rena dirumah, dinaikinya anak tangga satu persatu. Dia atas tempat tidur Rena berbaring, sejenak melepas lelah. Masih ada waktu untuk shalat Maghrib, Rena langsung berwudhu dan menunaikan kewajibannya. Selesai shalat, Rena berbaring lagi di tempat tidurnya. Sekarang sakit dikakinya mulai terasa lagi, “cararangkel pisan ni awak” ucapnya dalam bahasa sunda. Gak lama kemudian sms masuk, Rusmi sepupunya nanya apa Rena masih nyimpan daftar harga produk kecantikan langganannya. Rusmi minta tolong diliatin harga salah satu produk yang ingin dibelinya.

Rena lalu membuka-buka laci dan mulai mencari daftar harga tersebut, entah terselip dimana daftar harga itu belum juga ketemu. Pikirnya mungkin di dalam folder pink ini, karena kecerobohannya isi yang ada di folder itu berjatuhan. Rena memungut dan membereskannya kembali, diantara kertas-kertas itu Rena menemukannya. Namun bukan daftar harga yang ditemukannya, melainkan foto waktu penikahan teteh Nina. Di foto itu kedua mempelai berdiri di pelaminan didampingi Rena dan Prian. Ada juga salah satu foto yang lain saat Prian, Rena dan Rusmi duduk di kursi penerimaan tamu.

Karena foto-foto ini, pikirannya jadi kembali lagi ke masa lalu. Dalam bayangannya kini, Prian bersading di pelaminan itu dengan wanita pilihannya, dan Rena entah dengan siapa kelak siap mengikuti jejak Prian yang terlebih dulu mendahuluinya. Tersemat doa dihati dan dalam sadarnya memohon “Ya Tuhan, berkahilah dia dengan kebahagian, kesuksesan, kesehatan tanpa kekurangan sesuatu apapun dalam hidupnya”. Rena tidak menangis, sebaliknya dia tersenyum bahagia, karena Prian pasti sangat bahagia. Sadar bahwasanya dulu sikapnya telah banyak menorehkan luka dihati pria masa lalunya ini. Rena menjadikan ini pelajaran yang berharga. Dihatinya bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Kini yang membara dihatinya hanyalah Felix, kekasihnya tercinta.

[nothing lasts forever]
Previous
Archives